Muhammad Farrel Rizqullah – Yatim Dengan Segudang Prestasi Nasional dan Internasional Asal Ponorogo

Juara OMATIQ 2018 Kategori Matematika.
Sungguh luar biasa bocah kelas 5 SD Muhammadiyah Ponorogo ini. Namanya Muhammad Farrel Rizqullah. Kesukaannya dalam hal berhitung mengantarkannya memenangkan banyak perlombaan.

Kecakapan Farrel dalam berhitung tidak diragukan lagi. Saat sedang fokus mengerjakan soal matematika, ia tampak tenang dan teliti. Hal inilah yang berhasil mengantarkan buah hati Mismawati tersebut, masuk ke babak grand final Omatiq 2018 lalu.

Sebelum ke Jakarta, Farrel harus mengikuti babak penyisihan Omatiq Tingkat Regional di Ponorogo. Pada babak ini, ia bisa mengerjakan soal-soal tanpa kesulitan, dan berhasil meraih juara pertama di tingkat regional.

Di perjalanan menuju Jakarta, Farrel tergabung dalam rombongan Yatim Mandiri Ponorogo. Ada empat anak yang mewakili kontingen dari Yatim Mandiri Ponorogo. Selama menempuh perjalanan, layaknya seperti anak-anak pada umumnya, Farrel dan teman-temannya banyak bersenda gurau. Sesekali sang ibu menelepon untuk menanyakan keadaan anaknya.

Menurut Farrel, biasanya ia belajar saat menjelang lomba dimulai. “Mempelajari kisi-kisi dari soal dan dengan berdoa,” ujarnya malu-malu.

Saat tiba di Jakarta, tepatnya di Asrama Haji Pondok Gede, ia dan finalis lain dari 44 kota besar di Indonesia kembali berkompetisi. Kompetisi terdiri dari babak penyisihan, semifinal, dan grand final. Hanya 5 orang yang akan melaju ke babak grand final yang digelar di Gedung Perpustakaan Nasional. Bagi Farrel, ini adalah sebuah tantangan baru. Karena ia harus bisa berkompetisi dengan 195 anak yatim dari seluruh Indonesia.

Di babak penyisihan, dari seluruh jumlah peserta hanya diambil sebanyak 15 anak untuk melanjutkan ke babak semifinal. Farrel berhasil lolos ke semifinal dan meraih peringkat pertama. Pada babak ini, hanya 5 anak terbaik akan masuk ke grand final. Dan anak yatim kelahiran 17 Agustus 2007 ini pun berhasil lolos ke grand final.

Dan saat grand final berlangsung, Farrel begitu percaya diri. Ia menunjukan kebolehannya menjawab soal-soal yang diberikan dengan cepat dan tepat. Meski tak sekali jawabannya salah. Namun dukungan yang diberikan oleh teman-temannya, serta kakak pendamping membuatnya tampil percaya diri.

Papan skor yang terpampang dilayar monitor menunjukkan selisih nilai yang sangat jauh. Dengan kecepatan berpikir dan ketepatan dalam berhitung adalah senjata andalan Farrel. Dan mengantarkannya sebagai juara pertama Omatiq Bidang Matematika 2018. Ia pun bersyukur bisa menjadi juara di ajang bergengsi tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Yatim Mandiri. Selain itu, ia juga senang memiliki teman-teman baru dan pengalaman baru.

Prestasi Dalam Kompetisi Matematika
Sejak masih duduk dibangku TK, anak bungsu dari tiga bersaudara ini telah dikenalkan kompetisi matematika. Maka, tak heran jika dirumahnya ada etalase khusus untuk tempat tropi hasil lomba matematika. Beberapa tropi dan medali bergengsi di bidang lomba matematika berjajar rapi. Meski begitu, tak semua perlombaan selalu dimenangkan Farrel. Tapi Farrel tak pernah berhenti belajar dan latihan lebih baik lagi. Malah dia merasa tertantang untuk mengikuti lomba matematika yang lain.
Dan saat di kelas 1 SD Muhammadiyah Ponorogo, anak yatim yang bercita-cita menjadi dokter ini telah berhasil meraih medali pertamanya. Saat itu, ia mengikuti olimpiade matematika KMNR tingkat nasional. Dan berhasil meraih medali perak.

Di tahun 2014 yang sama Farrel mengikuti Olimpiade Matematika Singapore and Asia tingkat internasional, dan berhasil membawa medali perak. Setahun berselang, saat naik di kelas dua, ia kembali menjadi finalis di ajang Olimpiade Matematika Singapore and Asia dan berhasil mengukir prestasi dan membawa pulang medali emas.

Sementara itu, sejak kelas empat, sang ayah Andi Rudianto, meninggal dunia akibat serangan jantung. Kesedihan yang mendalam dialami oleh keluarganya. Terutama Farrel merasa sangat kehilangan. Namun, dukungan dan semangat selalu diberikan oleh ibu, dan kedua kakaknya untuk tetap tegar, dan kuat.

Baginya, kehilangan sosok ayah adalah sumber motivasi utamanya. Dirinya ingin menunjukkan bahwa ia bisa, dan mampu untuk meraih cita-citanya.

“Untuk ayah, saya hanya bisa mendoakannya. Selalu belajar dengan rajin untuk meraih apa yang aku cita-citakan,” kata Farrel.(irs)



SUMBER : http://www.yatimmandiri.org/lihat-prestasi.php?id=11